Space Iklan
BULAN Ramadhan tiba.
Jika salah satu anggota keluarga Anda baru saja pulih dari gangguan empedu atau anggota keluarga Anda mengidap batu empedu tapi tetap ingin berpuasa, dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD dari RSU Bunda, Jakarta memberi sejumlah tips.
1. Menu yang paling lezat saat berbuka: gorengan dan masakan bersantan.
Anda yang mempunyai riwayat gangguan empedu disarankan menjalani diet rendah lemak serta memperbanyak serat. Serat bisa merangsang empedu keluar dan mengikat lemak. Sehingga, kolesterol banyak yang bisa dikeluarkan oleh tubuh. Gorengan, santan, dan kuning telur sebaiknya dihindari.
2. Bukan berarti Anda cerai dengan lemak.
Lemak tetap penting untuk membentuk dinding sel serta membangun hormon-hormon. Aturlah porsi menu Anda ketika berbuka dan sahur. Kebutuhan karbohidrat per hari 50-60 persen, protein 15-20 persen, dan lemak 20-25 persen. Apabila kadar kolesterol tubuh Anda sangat-sangat tinggi, lemak mesti diminimalkan. Kuning telur misalnya, hanya boleh dikonsumsi dua kali seminggu. Minyak goreng biasa diganti minyak zaitun.
3. Kolesterol adalah bahan pembentuk cairan empedu.
Jika menu yang Anda santap mengandung banyak kolesterol, empedu Anda akan lebih mudah pekat. Makin pekat empedu, makin besar risiko terbentuknya kristal dan batu. Pada bulan puasa, minimalkan menu berlemak.
4. Ketika sahur, konsumsilah karbohidrat kompleks.
Misalnya, roti gandum dan beras merah yang sifatnya lebih lama dicerna tubuh sehingga kadar gula dalam darah Anda tak seketika melonjak. Juga, menunda lapar. Hindari menu yang terlalu banyak mengandung natrium (garam) dan juga MSG. Satu lagi, batasi mengonsumsi minuman bersoda.
“Itu membuat Anda lebih mudah haus. Dalam dua atau tiga jam setelah minum, Anda akan haus lagi. Natrium itu bersifat menarik air. Osmolaritasnya lebih pekat. Kalau kandungan natrium dalam darah Anda tinggi, ia butuh zat pelarut (air) lebih banyak untuk menjaga keseimbangan tubuh. Ia kemudian merangsang pusat otak untuk minum. Itu sebabnya Anda lebih cepat haus,” Erik menjelaskan.
5. Durasi olahraga dalam seminggu idealnya 150 menit (30 menit per hari, lima hari seminggu).
Lari pagi sangat direkomendasikan.
(Tab Nova )
Jika salah satu anggota keluarga Anda baru saja pulih dari gangguan empedu atau anggota keluarga Anda mengidap batu empedu tapi tetap ingin berpuasa, dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD dari RSU Bunda, Jakarta memberi sejumlah tips.
1. Menu yang paling lezat saat berbuka: gorengan dan masakan bersantan.
Anda yang mempunyai riwayat gangguan empedu disarankan menjalani diet rendah lemak serta memperbanyak serat. Serat bisa merangsang empedu keluar dan mengikat lemak. Sehingga, kolesterol banyak yang bisa dikeluarkan oleh tubuh. Gorengan, santan, dan kuning telur sebaiknya dihindari.
2. Bukan berarti Anda cerai dengan lemak.
Lemak tetap penting untuk membentuk dinding sel serta membangun hormon-hormon. Aturlah porsi menu Anda ketika berbuka dan sahur. Kebutuhan karbohidrat per hari 50-60 persen, protein 15-20 persen, dan lemak 20-25 persen. Apabila kadar kolesterol tubuh Anda sangat-sangat tinggi, lemak mesti diminimalkan. Kuning telur misalnya, hanya boleh dikonsumsi dua kali seminggu. Minyak goreng biasa diganti minyak zaitun.
3. Kolesterol adalah bahan pembentuk cairan empedu.
Jika menu yang Anda santap mengandung banyak kolesterol, empedu Anda akan lebih mudah pekat. Makin pekat empedu, makin besar risiko terbentuknya kristal dan batu. Pada bulan puasa, minimalkan menu berlemak.
4. Ketika sahur, konsumsilah karbohidrat kompleks.
Misalnya, roti gandum dan beras merah yang sifatnya lebih lama dicerna tubuh sehingga kadar gula dalam darah Anda tak seketika melonjak. Juga, menunda lapar. Hindari menu yang terlalu banyak mengandung natrium (garam) dan juga MSG. Satu lagi, batasi mengonsumsi minuman bersoda.
“Itu membuat Anda lebih mudah haus. Dalam dua atau tiga jam setelah minum, Anda akan haus lagi. Natrium itu bersifat menarik air. Osmolaritasnya lebih pekat. Kalau kandungan natrium dalam darah Anda tinggi, ia butuh zat pelarut (air) lebih banyak untuk menjaga keseimbangan tubuh. Ia kemudian merangsang pusat otak untuk minum. Itu sebabnya Anda lebih cepat haus,” Erik menjelaskan.
5. Durasi olahraga dalam seminggu idealnya 150 menit (30 menit per hari, lima hari seminggu).
Lari pagi sangat direkomendasikan.
(Tab Nova )