Space Iklan
Menkes Minta Agar Kasus Vaksin Palsu Diusut Secara Tuntas
Kasus vaksin palsu yang baru-baru ini menjadi pokok pembicaraan di kalangan masyarakat kembali di tindak lanjuti oleh pihak yang berwenang dan juga insitusi yang terkait. Setelah terungkap jika terdapat 14 rumah sakit yang positif gunakan vaksin palsu, kini perkra tentang vaksin palsu membuat para orang tua yang memiliki bayi dan yang pernah di kasih vaksin merasa sangat cemas.Untuk itu Nila F Moeloek selaku Menteri Kesehatan berharap agar para pelaku pembuat vaksin palsu dan yang semua pihak yang terlibat di dalamnya, di jerat dengan hukuman yang berlapis. Nila F Moeloek mengutarakan bahwa kasus vaksin palsu ini harus diusut secara tuntas.
“ Kasus vaksin palsu ini sangatlah banyak masuk dlam kriteria hukuman. Pertama pelaku membuat vaksin palsu itu sudah hukuman. Membohongi publik itu juga merupakan sebuah hukuman. Lalu tidak memberikan kekebalan kepada masyarakat. Dengan ini semua di harapkan agar kasus vaksin palsu bila sudah maju ke meja hijau, para pelaku dijerat dan divonis dengan hukuman yang seberat-beratnya,” ungkap Nila F Moleoek.
Dari pertama kasus vaksin palsu mencuat, sampai detik ini Bareskrim Polri sudah menetapkan sebanyak 20 tersangka. Dari jumlah itu tak hanya produsen dan distributor vaksin palsu, melainkan juga pemilik apotek, bidan, perawat hingga dokter juga ada yang di tetapkan sebagai tersangka.
Nila kembali berujar bahwa pihaknya akan mendatangi rumah sakit dan nantinya akan meilai hasil dari Bareskrim. Jikamanjemennya yang slah slah, sudah pasti fasilitas kesehatannya yang kena hukuman. Namun bila oknumnya yang terbukti slah maka akan dikenakan hukuman.
Nila juga mengutarakan bahwa tidak tertutup kemungkinan masih ada lagi RS ynag selama ini menggunakan vaksin palsu.
Pihak BPOM sendiri sampai sekarang sudah mengetahui jika terdapat 37 fasilitas kesehatan di 9 provinsi yang menggunkan vaksin palsu. Ketika di lakukan uji sampel, telah di temukan empat vaksin palsu dan satu sampel yang diduga palsu karena labelnya tidak sesuai dengan yang asli.
Dengan di temukannya hal seperti demikian , saat ini Kemnterian Kesehatan berkaloborasi dengan Iktan Dokter Indonesia (IDAI) untuk mendata jumlah anak yang mendapat vaksin palsu dari sebuah fasilitas kesehatan yang telah di tetapkan menggunakan vaksin palsu.
Dengan mendata jumlah anak yang menggunakan vaksin palsu, tindakan selanjutnya adalah memberikan imunisasi ulang secara gratis kepada jumlah anak yang positif menggunkan vakisn palsu.
Bulan depan, agendanya adalah memberikan vaksinasi ulang kepada sejumlah bayi tersebut, dan vaksinasi ulang itu akan di lakukan di satu klinik di Ciracas, Jakarta Timur. (smeaker)