Tentara RI Belum Diperlukan Saat 11.000 Tentara Filipina Kepung Kelompok Abu Sayyaf

Space Iklan

Kelompok Abu Sayyaf yang menyandera WNI terus saja berlanjut. Karena sudah beberpa kali Kelompok Abu Sayyaf menyandera Wni dan hal itu sudah tidak bisa di toleriri lagi.
Permasalahan tentang
Ryamizard Ryacudu selaku Menteri Pertahanan menilai jika pihak Indonesia belun perlu mengirim pasukan TNI untuk menuju ke Filipina untuk membebaskan 10 warga ngera Indonesia yang sampai sekarang masih di sandera oleh Kelopok Militan Filipina tersebut.
Indonesia belum perlu mengirim pasukan ke Filipina. Sebab saat ini sudah ada 11.000 tentara Filipina yang sudah mengepung penyanderaan di Pulau Sulu, tentara Filipine mencoba mempersempit area dari kelompok militan Filipina tersebut dan akhirnya para kelompok Abu Sayyaf tersebut bisa di tangkap.
“ Sekarang sudah ada 10.000 lebih pasukan, bahkan mungkin 11.000 pasukan yang di kerahkan oleh tentara Filipina untuk membebaskan WNI yang di sandera oleh Abu Sayyaf,” ujar Ryamizard.
“Pihak Indonesia mungkin akan mengimbangi saja. Seperti yang telah di ketahui jika banyak-banyak pasukan enggak bisa efektif dlam menjalankan tugas,” imbuh Ryamizard Ryacudu.

Menhan juga percaya, bahwa cepat atau lambat pemerintah dan tentara Filipina bisa membebaskan Sandera. Pembebasan memang harus di lakukan secra hati-hati sehingga tidak ada sandera yang tewas dalm operasi pembebasan sandera yang di lakukan oleh tentara Filipina tersebut.
Seperti yang telah di ketahui bahwa ada tujuh WNI anak buah kapal tugboat Cahrles 001 sudah di sandera oleh kelompok Abu Sayyaf sejak 20 Juni atau sekitar satu bulan yang lalu. Sedangkan, tiga WNI anak buah kapal pukat tunda LD/114/5s milik Chia Tong Lim sudah di sandera sejam 9 Juli lalu.
Terakhir kabar yang telah di ketahui, jika empat korban yang di sandera oleh Kelompok Abu Sayyaf di kabarkan sedang dlam kondisi sakit keras. (smkr)

Sumber: