Space Iklan
Hacker kembali mulai berulah lagi, setelah beberapa silam lalu, dia berulah dengan meretas layanan facebook, yang di naungi atau di pimpin oleh Mark Zuckerberg, kini hacker kembali berulah dengan menyerang salah satu layanan cloud Dropbox , sampai – sampai pihak Drop Box mengalami kobocoran data dan mengalami kerugian berjuta-juta.
Serangan dari hacker tersebut terjadi pada empat tahun silam tepatnya pada tahun 2012, namun kasus ini tidak di pubilkasikan dan pihak dari drop Box lansgung saja mengambil tindakan dengan cepat membuat ulangkembali password akaun yang tekah di retas oleh hacker. Tapi, data pengguna mereka sudah terlanjur bocor.
Dan baru-baru ini, pihak dari Drop Box mengakaui jika ada serangan hacker. Dalam peretasan yang di lakukan oleh hacker tersebut, setidaknya terapat sekitar 68 juta akun pengguna yang Motherboard temukan di dalam empat macam file berukuran total sekitar 5GB.
File tersebut, di temukan oleh piha Drop Box di salah satu forum jual beli. Piha Drop Boz sendiri juga mengakui bahwa data tersebut adalah milik dari pengguna Motherboard.
“ Saat ini tim keamanan kami selalu mewaspadai setiap ancaman baru yang sedang mengincar pra pengguna kami. Sebagai salahsatu contohnya, pihak kami telah menemukan alamat email dan juga password pengguna kami yang di retas pada tahun 2012 silam. Pada insiden peretasan tersebut, kami di himbau untuk tidak menyebar luaskan perkara ini ke publik” Patrick Heim selaku Head Of Trust and Security DropBox.
68 juta data yang di retas tersebut cocok dengan data yang telah tersimpan di DropBox , seusai menghubungkannya dengan tanggal bergabungnya pengguna ke layanan cloud tersebut, sekitar tahun 2012 atau seblumnya. Tapi untungnya , dari banyaknya akun yang bocor tersebut, sama sekali tidak di temukan adanya kegiatan yang bisa membahayakan infrastruktur DropBox.
Salah satu alasannya adalah sekitar 32 juta akun menggunakan metode enkripsi yang lebih kuat, sehingga ketika hacker berhasil melihat data satu akun, mereka belum tentu mendapatkan password yang sebenarnya. Sisa akun yang kena retas masih menggunakan algroritma SHA-1, yang terbilang mulai ketinggalan zaman.
Pihak Dropbox mengatakan, sejak insiden 2012 itu, mereka telah mengubah teknik penyimpanan password demi keamanan yang lebih baik. Untungnya, sejauh ini, kebocoran data Dropbox tidak dijual pada pasar dark web. (smkr)
Serangan dari hacker tersebut terjadi pada empat tahun silam tepatnya pada tahun 2012, namun kasus ini tidak di pubilkasikan dan pihak dari drop Box lansgung saja mengambil tindakan dengan cepat membuat ulangkembali password akaun yang tekah di retas oleh hacker. Tapi, data pengguna mereka sudah terlanjur bocor.
Dan baru-baru ini, pihak dari Drop Box mengakaui jika ada serangan hacker. Dalam peretasan yang di lakukan oleh hacker tersebut, setidaknya terapat sekitar 68 juta akun pengguna yang Motherboard temukan di dalam empat macam file berukuran total sekitar 5GB.
File tersebut, di temukan oleh piha Drop Box di salah satu forum jual beli. Piha Drop Boz sendiri juga mengakui bahwa data tersebut adalah milik dari pengguna Motherboard.
“ Saat ini tim keamanan kami selalu mewaspadai setiap ancaman baru yang sedang mengincar pra pengguna kami. Sebagai salahsatu contohnya, pihak kami telah menemukan alamat email dan juga password pengguna kami yang di retas pada tahun 2012 silam. Pada insiden peretasan tersebut, kami di himbau untuk tidak menyebar luaskan perkara ini ke publik” Patrick Heim selaku Head Of Trust and Security DropBox.
68 juta data yang di retas tersebut cocok dengan data yang telah tersimpan di DropBox , seusai menghubungkannya dengan tanggal bergabungnya pengguna ke layanan cloud tersebut, sekitar tahun 2012 atau seblumnya. Tapi untungnya , dari banyaknya akun yang bocor tersebut, sama sekali tidak di temukan adanya kegiatan yang bisa membahayakan infrastruktur DropBox.
Salah satu alasannya adalah sekitar 32 juta akun menggunakan metode enkripsi yang lebih kuat, sehingga ketika hacker berhasil melihat data satu akun, mereka belum tentu mendapatkan password yang sebenarnya. Sisa akun yang kena retas masih menggunakan algroritma SHA-1, yang terbilang mulai ketinggalan zaman.
Pihak Dropbox mengatakan, sejak insiden 2012 itu, mereka telah mengubah teknik penyimpanan password demi keamanan yang lebih baik. Untungnya, sejauh ini, kebocoran data Dropbox tidak dijual pada pasar dark web. (smkr)