Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Fasilitas Kesehatan di Desa Kasiala Memprihatinkan

Redaksi
17 December 2016
Last Updated 2021-10-03T04:51:54Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Space Iklan

Portal Ampana – Desa Kasiala di Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), Sulawesi Tengah, tampaknya belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah.

Meskipun dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat sudah ada untuk desa Kasiala dalam dua tahun anggaran yakni 2015 dan 2016, namun peruntukan dana desa tersebut masih tidak jelas.

Betapa tidak, alokasi dana untuk sektor kesehatan dari dana desa sebanyak 10% ini, bersasarkan pantauan awak media ini, diduga tidak terealisasi. Padahal, sesuai juknis, program di bidang kesehatan di samping bidang pendidikan dan infrastruktur lainnya menjadi prioritas.

Terbukti, sebagai contoh, pembangunan polindes yang seharusnya ada dari dana desa tersebut tidak dilaksanakan. Akibatnya, pelayanan kesehatan di desa ini terlihat sangat tidak memadai. Meski demikian, bidan desa dari PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang ditempatkan di Kasiala tetap bekerja melaksanakan tugasnya dengan kondisi fasilitas yang sangat minim.

Tidak hanya melayani ibu hamil (bumil), bidan desa ini juga memberi perawatan untuk pasien non partus.

Bangunan yang digunakan dalam memberi pelayanan kesehatan adalah berupa gubuk yang terbuat dari dinding papan dan atap rumbia dengan ukuran sangat kecil. Saking kecil dan minim fasilitas, pasien khususnya bumil (partus) terpaksa harus berbaring di atas lantai papan dengan hanya beralas karpet saat dilayani.

Status gubuk ini juga masih menumpang di rumah warga. Untung saja warga atas nama Keluarga Rudolf Tibo, seorang guru di desa Kasiala, berbaik hati menampung sang bidan dan menyediakan tempat dari bagian samping rumahnya untuk dibuat gubuk pelayanan kesehatan (buyankes).

Gubuk ini dibuat atas swadaya pemilik rumah dan swadaya bidan bersangkutan. Khusus atap gubuk ditanggung pribadi bidan desa bernama Novita Singkang ini. Novita yang ditemui di ruang kerjanya di Kasiala, baru-baru ini, berharap pemerintah daerah Touna dapat secepatnya merealisasi rencana pembangunan puskesdes atau polindes dalam tahun anggaran 2017.

Selain itu, ia juga meminta penambahan tenaga kesehatan karena selama ini dirinya hanya sendiri. Apalagi Kasiala selain luas dengan jumlah penduduk 2000 jiwa lebih, medannya sangat berat dan sulit dijangkau. Untuk sampai di desa ini harus mengarungi Sungai Bongka dari desa Paranonge dengan naik perahu (katinti). Waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari pusat kota Touna yaitu Ampana menuju Paranonge ditempuh lewat darat dengan melintasi Marowo, ibukota kecamatan Ulubongka, dan beberapa desa lagi.

Kondisi dalam wilayah desa Kasiala sendiri medannya sangat berat. Selain berbukit dan berlembah juga ada bagian dari desa ini masih ditempuh dengan menyeberang sungai bongka. Tak heran kalau di desa ini dikenal sebutan kampung bawah dan kampung atas.

Pendek kata, desa Kasiala masuk kategori daerah sangat terpencil.
Novita sendiri sudah bertahun tugas di desa Kasiala. Masa PTT-nya di Kabupaten Touna, Sulawesi Tengah, sudah berjalan dua periode dan berakhir Desember 2016.

Novita mengaku sudah menyatu dengan masyarakat Kasiala sehingga sulit baginya meninggalkan desa Kasiala.

Namun ia juga tidak sanggup jauh dari orang yang dikasihi yang selama ini menjadi motivator dan penyemangatnya sehingga ia mampu bertahan tugas di Touna khususnya di desa Kasiala. Novita yang akrab disapa Vita ini berharap secepatnya bisa mendapat SK CPNS, paling tidak awal 2017. (TOM)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Berita