Space Iklan
TOUNA, portalampananews.com – Tuntutan atas kebutuhan fasilitas kesehatan di Desa Kasiala, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng, tampaknya sangat mendesak dan tak dapat ditunda lagi.
Keberadaan puskesdes atau polindes dan tambahan tenaga kesehatan dengan alat kesehatan yang memadai sangat diperlukan saat ini untuk melayani kesehatan masyarakat setempat. Sayangnya, Kades Kasiala Ramli Peo kurang memberi perhatian atas hal ini, sehingga pelayanan kesehatan di desa sangat terpencil ini boleh dikata tidak maksimal dilakukan.
Bukti kurangnya perhatian sang kades ini dapat dilihat dari anggaran Dana Desa yang sangat minim untuk kegiatan kesehatan. Hanya untuk aktivitas posyandu. Anggarannya pun seadanya alias tidak proporsional. Belum menyentuh pada pelayanan kesehatan yang memang dibutuhkah masyarakat.
“Saya sudah 5 tahun bertugas tanpa fasilitas kesehatan. Tolong perhatikan kami yang tanpa fasilitas kesehatan yang layak,” ungkap Novita Singkang, bidan desa Kasiala, lewat Instagramnya dengan akun ‘vhitacluters’, yang dikutip wartamerdeka.net hari ini (10/6/2017).
Pemda Touna sendiri sejak Damsyik Ladjalani menjabat bupati juga kurang memberi perhatian serius terhadap Kasiala utamanya menyangkut faskes ini. Kini, warga Kasiala berharap Bupati Touna yang sekarang, Mohammad Lahay, dapat segera merealisasikan pembangunan Puskesdes atau Polindes itu. Warga juga berharap pihak DPRD setempat dapat mendukung rencana pemda dalam menunjang pembangunan kesehatan di desa Kasiala.
Plt. Kadis Kesehatan Touna, Javanet Alfari, ketika dihubungi via ponsel, siang ini, mengatakan, terkait puskesdes itu menjadi ranah pemerintah desa untuk pembangunannya.
“Sudah ada pengaturannya dari pusat pak, kalau untuk puskesdes atau polindes itu tanggungjawab pembangunan di desa bukan dinas, kecuali pembangunan pustu itu dinas. Makanya kan ada APBN diplot kedalam Dana Desa 10% untuk kesehatan. Sebenarnya 20% sama dengan pendidikan, tapi kemudian pusat kurangi menjadi 10% dari dana desa itu untuk kesehatan,” jelas Javanet. ( tim/warta merdeka. Net) )
Keberadaan puskesdes atau polindes dan tambahan tenaga kesehatan dengan alat kesehatan yang memadai sangat diperlukan saat ini untuk melayani kesehatan masyarakat setempat. Sayangnya, Kades Kasiala Ramli Peo kurang memberi perhatian atas hal ini, sehingga pelayanan kesehatan di desa sangat terpencil ini boleh dikata tidak maksimal dilakukan.
Bukti kurangnya perhatian sang kades ini dapat dilihat dari anggaran Dana Desa yang sangat minim untuk kegiatan kesehatan. Hanya untuk aktivitas posyandu. Anggarannya pun seadanya alias tidak proporsional. Belum menyentuh pada pelayanan kesehatan yang memang dibutuhkah masyarakat.
“Saya sudah 5 tahun bertugas tanpa fasilitas kesehatan. Tolong perhatikan kami yang tanpa fasilitas kesehatan yang layak,” ungkap Novita Singkang, bidan desa Kasiala, lewat Instagramnya dengan akun ‘vhitacluters’, yang dikutip wartamerdeka.net hari ini (10/6/2017).
Pemda Touna sendiri sejak Damsyik Ladjalani menjabat bupati juga kurang memberi perhatian serius terhadap Kasiala utamanya menyangkut faskes ini. Kini, warga Kasiala berharap Bupati Touna yang sekarang, Mohammad Lahay, dapat segera merealisasikan pembangunan Puskesdes atau Polindes itu. Warga juga berharap pihak DPRD setempat dapat mendukung rencana pemda dalam menunjang pembangunan kesehatan di desa Kasiala.
Plt. Kadis Kesehatan Touna, Javanet Alfari, ketika dihubungi via ponsel, siang ini, mengatakan, terkait puskesdes itu menjadi ranah pemerintah desa untuk pembangunannya.
“Sudah ada pengaturannya dari pusat pak, kalau untuk puskesdes atau polindes itu tanggungjawab pembangunan di desa bukan dinas, kecuali pembangunan pustu itu dinas. Makanya kan ada APBN diplot kedalam Dana Desa 10% untuk kesehatan. Sebenarnya 20% sama dengan pendidikan, tapi kemudian pusat kurangi menjadi 10% dari dana desa itu untuk kesehatan,” jelas Javanet. ( tim/warta merdeka. Net) )