Space Iklan
Ampana, Portalampananews.com - Massa gabungan dari Front pemuda Peduli Narkoba dan Warga Kecamatan Ampana Kota berunjuk rasa di Mapolres Tojo Una Una selasa (25/7) sekitar pukul 10.45 Wita.
Puluhan Massa yang sebagian besar berasal kelurahan Bailo kecamatan Ampana Kota adalah Keluarga Korban yang bernama Ateng yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan dan dirawat di Polda Sulteng atas peristiwa penembakan beberapa waktu lalu oleh anggota polres Touna.
Dalam tuntutannya massa meminta Kapolda Sulawesi Tengah untuk mencopot Kapolres Touna AKBP Bagus Setiyono S.I.K AKBP dari jabatannya karena dianggap gagal dalam menjalankan tugas di wilayah Hukum kabupaten Touna.
" Kami minta Kapolda Sulteng segera mencopot Kapolres Tojo Una-Una karena di Nilai tidak tidak dapat memberikan keterangan yang jelas atas beberapa kasus dan kejadian seperti penembakan oleh oknum polisi dan Kasus Narkoba yang dilakukan oleh Kasat Narkoba Polres Touna yang telah diamankan oleh BNN provinsi beberapa waktu lalu " kata Mohamad Rusli sebagai Korlap saat berorasi di depan pintu Mapolres Touna.
Aksi yang digelar hampir dua jam itu Para pengunjukrasa, meminta penjelasan Kapolres Touna terkait pernyataan dan informasi yang berbeda bahwa korban telah ditembak dikaki didalam mobil dalam keadaan mata tertutup dan kemudian di rawat di Polda Sulteng . Mereka juga meminta sikap sewenang wenangnya pelaku penembakan agar segera di proses hukum dan diberikan sangsi karena dinilai telah melanggar kode etik Polri.
Selain itu, mereka juga menyuarakan sikap atas peristiwa Kasat Narkoba Polres Touna yang diduga terlibat suap Narkoba. Hal itu terungkap setelah Badan Narkotika Nasional provinsi Sulawesi Tengah berhasil neringkus salah satu Bandar Sabu sabu yang juga sebagai seorang anggota polisi. Dari hasil pengembangan kasus tersebut BNNP menetapkan Kasat Narkoba Polres Touna sebagai tersangka karena menerima suap untuk melindungi bandar sabu sabu diwilayah Tojo Una-Una.
" Sungguh sangat ironis, polisi sebagai penegak hukum yang seharusnya berada di garda Paling terdepan memerangi penyebaran Narkoba justru dimanfaatkan untuk memperkaya diri dengan cara menjadi becking para pengedar Narkoba, berdasarkan fakta itu menjadi benar asumsi masyarakat selama ini bahwa peredaran narkoba di Touna ada oknum polisi terlibat " Ucap Rusli dalam Orasinya.
Kapolres Touna Akbp Bagus Setiyono S.I.K M.H yang diwakili Wakapolres Touna Kompol Muhammad Jufri, S.H. menemui massa aksi dan menyampaikan beberapa hal diantaranya Terkait masalah narkoba yang melibatkan anggota Polres Touna sudah ditangani oleh BNNP Sulteng dan akan diproses lanjut, Terkait dengan penembakan pelaku penganiayaan saat ini masih dalam proses penyelidikan dan akan menindak anggota jika terbukti melakukan penembakan tidak sesuai dengan prosedur
“Perawatan di RS Bhayangkara Palu itu semata-mata untuk dilakukan perawatan terhadap kondisi tersangka dan juga akan dipulangkan secepatnya jika kondisi sudah membaik sebab proses hukumnya di Polres Touna” Ungkap Wakapolres
Hingga pada pukul 13.00 Wita Massa Aksi membubarkan diri dengan tertib Setelah mendengarkan penyampaian Wakapolres. (HW)
Puluhan Massa yang sebagian besar berasal kelurahan Bailo kecamatan Ampana Kota adalah Keluarga Korban yang bernama Ateng yang saat ini tengah menjalani pemeriksaan dan dirawat di Polda Sulteng atas peristiwa penembakan beberapa waktu lalu oleh anggota polres Touna.
Dalam tuntutannya massa meminta Kapolda Sulawesi Tengah untuk mencopot Kapolres Touna AKBP Bagus Setiyono S.I.K AKBP dari jabatannya karena dianggap gagal dalam menjalankan tugas di wilayah Hukum kabupaten Touna.
" Kami minta Kapolda Sulteng segera mencopot Kapolres Tojo Una-Una karena di Nilai tidak tidak dapat memberikan keterangan yang jelas atas beberapa kasus dan kejadian seperti penembakan oleh oknum polisi dan Kasus Narkoba yang dilakukan oleh Kasat Narkoba Polres Touna yang telah diamankan oleh BNN provinsi beberapa waktu lalu " kata Mohamad Rusli sebagai Korlap saat berorasi di depan pintu Mapolres Touna.
Aksi yang digelar hampir dua jam itu Para pengunjukrasa, meminta penjelasan Kapolres Touna terkait pernyataan dan informasi yang berbeda bahwa korban telah ditembak dikaki didalam mobil dalam keadaan mata tertutup dan kemudian di rawat di Polda Sulteng . Mereka juga meminta sikap sewenang wenangnya pelaku penembakan agar segera di proses hukum dan diberikan sangsi karena dinilai telah melanggar kode etik Polri.
Selain itu, mereka juga menyuarakan sikap atas peristiwa Kasat Narkoba Polres Touna yang diduga terlibat suap Narkoba. Hal itu terungkap setelah Badan Narkotika Nasional provinsi Sulawesi Tengah berhasil neringkus salah satu Bandar Sabu sabu yang juga sebagai seorang anggota polisi. Dari hasil pengembangan kasus tersebut BNNP menetapkan Kasat Narkoba Polres Touna sebagai tersangka karena menerima suap untuk melindungi bandar sabu sabu diwilayah Tojo Una-Una.
" Sungguh sangat ironis, polisi sebagai penegak hukum yang seharusnya berada di garda Paling terdepan memerangi penyebaran Narkoba justru dimanfaatkan untuk memperkaya diri dengan cara menjadi becking para pengedar Narkoba, berdasarkan fakta itu menjadi benar asumsi masyarakat selama ini bahwa peredaran narkoba di Touna ada oknum polisi terlibat " Ucap Rusli dalam Orasinya.
Kapolres Touna Akbp Bagus Setiyono S.I.K M.H yang diwakili Wakapolres Touna Kompol Muhammad Jufri, S.H. menemui massa aksi dan menyampaikan beberapa hal diantaranya Terkait masalah narkoba yang melibatkan anggota Polres Touna sudah ditangani oleh BNNP Sulteng dan akan diproses lanjut, Terkait dengan penembakan pelaku penganiayaan saat ini masih dalam proses penyelidikan dan akan menindak anggota jika terbukti melakukan penembakan tidak sesuai dengan prosedur
“Perawatan di RS Bhayangkara Palu itu semata-mata untuk dilakukan perawatan terhadap kondisi tersangka dan juga akan dipulangkan secepatnya jika kondisi sudah membaik sebab proses hukumnya di Polres Touna” Ungkap Wakapolres
Hingga pada pukul 13.00 Wita Massa Aksi membubarkan diri dengan tertib Setelah mendengarkan penyampaian Wakapolres. (HW)