Hal itu disampaikan oleh Kepala Syahbandar Ampana Kabupaten Touna, Rahmat Firmansyah,SE,.MT,Kamis (27/2/2025).
Rahmat mengungkapkan, kronologi pengungkapan operasi senyap yang berbuah hasil berawal dari informasi yang diterima Bea Cukai TMP C Luwuk mengenai dugaan pengiriman rokok ilegal ke kepulauan Wakai dan Dolong.
Setelah menerima laporan, pihak Bea Cukai TMP C Luwuk segera menghubungi Syahbandar Ampana untuk berkoordinasi dalam upaya penindakan.
"Pemeriksaan awal menemukan ketidaksesuaian pada label cukai, yang mengindikasikan adanya pelanggaran hukum,"ungkapnya.
Ia mengatakan, kemudian pihak Syahbandar melakukan penyisiran muatan di kapal pelayaran rakyat KM Wamburabura.
Setelah dilakukan penyisiran petugas menemukan lebih banyak rokok ilegal di dalam kapal, dengan temuan ini kami segera memanggil kapten kapal untuk menjalani interogasi lebih lanjut guna mendalami kasus ini.
Setelah menginterogasi awak kapal, termasuk kapten kapal seluruh barang bukti berupa 14 karton rokok ilegal diamankan di Kantor Pelabuhan Kelas III Ampana sebelum akhirnya diserahkan ke Kantor Bea Cukai TMP C Luwuk untuk proses lebih lanjut.
Barang bukti yang berhasil diamankan
6.600 bungkus rokok merk Martel
800 bungkus rokok merk Big Band
Potensi kerugian negara sebesar Rp.110,4 juta,"jelasnya.
Menurutnya, perairan Indonesia bukan tempat bagi penyelundup, keberhasilan ini membuktikan bahwa sinergi antara Syahbandar Ampana dan Bea Cukai TMP C Luwuk semakin efektif dalam menindak peredaran barang ilegal.
"Pengawasan akan terus kami perketat, tim gabungan berkomitmen untuk terus membongkar jaringan penyelundupan dan mencegah peredaran rokok ilegal yang merugikan negara,"tegasnya .
Ayo, laporkan setiap aktivitas mencurigakan! Bersama kita jaga keamanan laut dan lindungi negara dari peredaran barang ilegal," tutupnya
